Kristus artinya kita memperlihatkan kehidupan Kristus itu nyata lewat kehidupan kita, atau karakter Kristus itu sudah terduplikat pada diri kita.
I. Apakah maksud dari karakter Ilahi?
Karakter adalah sifat, budi pekerti, tabiat atau watak. Ketika kita mengenakan Kristus maka karakter Ilahi Kristus itu terduplikasi/terpahat pada diri kita sehingga kita mewakili/ menggambarkan karakter Kristus. Paulus dalam 2 Korintus 4:16 mengartikannya sebagai manusia batiniah.
Karakter Ilahi bisa kita lihat di Galatia 5:22 – 23 :
Kasih (agape)
Sukacita (chara)
Damai sejahtera (eirene)
Kesabaran (makrothumia)
Kemurahan(chresotes)
Kebaikan (agathosune)
Kesetiaan (pistis)
Kelemahlembutan (prautes)
Penguasaan diri(egkrateia)
II. Mengapa perlu memiliki karakter Ilahi?
Kembali kepada rencana Allah, Kejadian1:27
Memuliakan Allah, Matius 5:16
Kehendak TUHAN, Roma 8:29, Efesus 4:23–24, 1 Yohanes 2:6, Matius 5:48
III. Bagaimana cara memiliki karakter Ilahi?
Bertobat, Roma 12:2
Miliki hubungan yang intim dengan Tuhan.
Punya kerelaan untuk ditegur dan dibentuk.
Teguran Allah disampaikan melalui:
Saat teduh pribadi.
Mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan : di gereja, di radio, TV, dan lain-lain.
Orang lain yang Tuhan kirim untuk mengingatkan kita : Gembala, rohaniawan, dan lain-lain.
Milikilah komunitas yang baik, 1 Korintus 15:33
Disiplin diri / latihan
IV. Menguasai Diri adalah Wujud Nyata Karakter Ilahi
Penguasaan diri adalah kemampuan mengendalikan keinginan diri yang dirangsang oleh faktor eksternal maupun internal.
V. Pentingnya penguasaan diri
Supaya tetap menyatakan diri sebagai orang-orang percaya di akhir zaman. (1 Petrus 4:7)
Supaya tetap bisa berdoa. (1 Petrus 4:7)
Supaya dapat mengatasi tantangan apapun dalam kehidupannya. (Amsal 16:32)
VI. Penghalang penguasaan diri
Tidak mengerti.
Pola pikir yang tidak mau berubah.
Tidak mau dipimpin oleh Roh Kudus.
PENUTUP
Banyak wanita mengenakan asesoris untuk mempercantik manusia lahiriahnya namun lupa mengenakan Kristus untuk menyatakan manusia batiniahnya. Banyak wanita menganggap dirinya memiliki karakter yang baik, tetapi jika standar karakternya bukanlah standar Kristus, maka belumlah bisa seseorang disebut berkarakter ilahi. Sebaik-baiknya karakter seseorang, akan sangat nampak dari penguasaan dirinya, sebagaimana Yesus sebagai manusia, Ia menguasai diri-Nya sedemikian rupa bahkan sampai mati di kayu salib. “Kuasailah dirimu dalam segala hal.” (2 Timotius 4:5).