I . Pengertian isteri yang takut akanTuhan
“Takut akanTuhan” berbicara tentang kualitas rohani seseorang yang ditandai dengan pengenalan yang benar tentang Allah secara pribadi, dengan keintiman yang dalam serta ketaatan yang mutlak kepada Allah yang hidup.
Wanita yang takut akan Tuhan menghasilkan wanita tanpa kedok, tanpa topeng, wanita yang bertindak sesuai dengan ucapan, konsisten antara apa yang diimani dan perbuatannya, antara nilai hidup yang dianut dengan hidup yang dijalankan.
II . Pentingnya menjadi isteri yang takut akan Tuhan
Mengapa menjadi isteri yang takut akan TUHAN itu penting?
A.) Karena “Isteri yang takut akan Tuhan” menghasilkan “Dampak Kehidupan yang Hebat!”
Dampak pertama dari seorang “Isteri yang takut akan Tuhan” adalah “berupa pujian!”. Pujian datang darimana? Pertama, pujian datang dari Allah. Kedua pujian datang dari seorang suami. Ketiga, pujian datang dari anak-anak. Keempat, pujian datang dari keluarga besar dan masyarakat sekitar.
Dampak kedua dari seorang “Isteri yang takut akan Tuhan” adalah “berupa kebahagiaan” Mazmur 128 : 1
Dampak ketiga dari seorang “Isteri yang takut akan Tuhan” adalah “berupa pengenalan akan Allah” Amsal 1:7
Dampakkeempatdariseorang“Isteri yangtakut akanTuhan” adalah “berupa keselamatan jiwa-jiwa” 1 Petrus 3:1
B.) Karena “Isteri yang takut akanTuhan” merupakan penopang dalam keluarga. “Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapiyang bodoh meruntuhkannya dengan tangan sendiri” Amsal 14:1. Isteri yang takut akan Tuhan menjadi penopang bagi suaminya dan anak-anaknya.
C.) Karena “Isteri takut akan Tuhan” merupakan Teladan dalam Keluarga. Pepatah mengatakan, “Hidup ini menularkan sesuatu, atau ketularan sesuatu.” Teladan dalam kehidupan menularkan sesuatu yang baik, dan orang lain ketularan teladan kita, baik dalam hal berpakaian, bersikap, berkata-kata, beribadah, dalam ketaatan, kekudusan, ketekunan, kesabaran, kemurahan, penundukan, kerendahan hati dan sebagainya.
D.) Karena “Isteri yang takut akan Tuhan” merupakan Sumber Inspirasi bagi Dunia. Kisah Debora memberikan inspirasi dalam hal keberanian: kisah Ester membangkitkan inspirasi dalam hal kegerakan kebangunan rohani bagi bangsanya, kisah Rut memberikan inspirasi berkenaan dengan motivasi yang murni dalam mengasihi mertua dan suatu bangsa; kisah Maria memberikan inspirasi dalam hal kerendahan hati dan pelayanan.
Jadilah wanita pemberi inspirasi bagi orang lain.
III . Ciri-ciri isteri yang takut akanTuhan
Isteri yang takut akanTuhan adalah Isteri yang memiliki Pengenalan yang Benar akan Tuhan.
Isteri yang takut akanTuhan adalah Isteri yang membangun keintiman dengan Tuhan dalam kehidupannya.
Isteri yang takut akanTuhan adalah Isteri yang mampu melakukan perintah-perintah-Nya
Mampu melakukan perintah Tuhan terlihat dari
Melakukan kebenaran meskipun ditengah ketidakbenaran. Tidak sedikit wanita Kristen yang berani tampil beda dalam hal berbusana, berdandan, dll, tapi tidak banyak wanita Kristen yang berani tampil beda dalam mempertahankan prinsip hidup. Betapa sulitnya membedakan yang hitam dan putih di jaman ini, karena kebenaran yang berlaku adalah kebenaran abu-abu, serba kompromi. Kejadian 6 : 9 “Inilah riwayat Nuh : Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah”.
Melakukan kebenaran meskipun ada kesempatan berbuat tidak benar. Orang-orang yang hidup bergaul dengan Allah, yang menjadikan Firman Tuhan sebagai landasan hidupnya, pasti akanmemagaridirinya untuktetap beradadi koridorkebenaran meskipun ada kesempatan berbuat tidak benar. Meskipun dunia membuka peluang dan menganggap dosa bukan lagi sebuah dosa, tunjukkan sebuah perbedaan di dalam diri kita.
Melakukan kebenaran meskipun didalam tekanan. Sama seperti Yohanes Pembaptis, ketika kejahatan mengganggu nuraninya dan ia angkat bicara, justru nyawa adalah bayarannya, (Mat. 14:1-12). Mari kita tetap mempertahankan integritas di tengah-tengah dunia yang penuh tekanan walaupun kita harus kehilangan segalanya.
Melakukan kebenaran meskipun orang lain tidak mengetahui. Dihadapan Tuhan, tidak ada yang dapat disembunyikan manusia. Pada kenyataannya, di zaman ini kita hidup dalam erakosmetik dan penuh topeng. Orang berpura-pura khusuk berdoa, berpura-pura bekerja, berpura-pura peduli dengan orang lain, pura-pura baik, pura-pura menolong, pura-pura mengasihi suami dan anak-anak, sehingga tanpa disadari hidup kekristenan kita seringkali terbalut kepura-puraan dan kemunafikan. Di depan menyanjung, dibelakang menikam, didepan mendukung, dibelakang menjatuhkan, di depan mengasihi, di belakang membencidan semuaitu dilakukan tanpa seorangpun yang tahu. Kita sedang menipu Allah, menipu orang lain dan menipu dirisendiri.Siapa pun yang berusaha menutupi dosanya, Allah pasti akan membukakannya (Amsal 10:9).
Melakukan kebenaran meskipun orang lain tidak memberikan penghargaan. Melakukan kewajiban agama bukanlah supaya orang lain memberikan penghargaan. Apa yang akan terjadi jika tidak ada seorangpun yang mengucapkan terima kasih atas pemberian kita? Apa yang akan terjadi jika tidak ada yang peduli pada apa yang kita lakukan? “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” Kolose 3:23.
“Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua” (Amsal 31:29)