MONDAY MANNA  Devotional
30-JUN 2025 | VOL.75

Kebiasaan Boros vs Menabung

Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya." - Amsal 13:11 

Dalam dunia yang semakin konsumtif ini, diskon di mana-mana, keinginan mengikuti gaya hidup orang lain, dan tekanan sosial media membuat banyak orang hidup boros tanpa sadar, bahkan ada sebagian orang yang hidup boros itu dianggap wajar. Tetapi sebagai orang percaya, kita dipanggil bukan untuk mengikuti cara hidup dunia, melainkan untuk hidup bijaksana, menjadi terang dan teladan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam bidang keuangan.

Saya dibesarkan dari keluarga sederhana. Bapak saya seorang pegawai swasta, sementara Ibu saya bekerja sebagai seorang pegawai sebuah Bank (beliau bekerja selama 30 tahun lebih). Mungkin banyak yang berpikir bahwa orang Bank pasti banyak uang (uangnya orang, kata ibu saya). Dari beliau, saya belajar arti hidup hemat dan penuh hikmat dalam mengelola keuangan. Ia tidak pernah menyusahkan orang, tetapi malah banyak membantu orang lain yang dalam kesusahan; bukan karena berlebihan, tetapi karena ia tahu cara mengatur berkat dari Tuhan sehingga hidupnya jadi berkat. Dari beliau juga saya belajar untuk hidup sederhana. Nama Ibu saya: HANA. Saya suka bercanda dengan berkata: ‘Anak mami Hana, hidup sederHana’.

Saya ingat semasa kecil kami belajar menabung dengan menaruh uang dalam ‘Ruas Bambu’ yang diberi lubang untuk memasukan uang. Jika Bambu itu sudah penuh, barulah bambu itu dibelah untuk mengambil uang tabungan dari dalamnya. Kedengaran sangat tradisional sekali, but it’s a great memory!

Saat kami di Sekolah Dasar, kami sudah dibuatkan Buku Tabungan (Kalau masih ada yang ingat namanya TABANAS). Selain itu, ibu saya mengajari kami untuk menyimpan dalam bentuk Emas. Daripada membelanjakan barang-barang yang tidak berharga, lebih baik membeli emas yang bisa disimpan sehingga jika dibutuhkan kita bisa menjual emas tersebut. Atau bisa dihadiahkan kepada anak cucu kita ketika mereka menikah. Itu juga bagian dari tradisi keluarga kami. Cara menabung yang sangat sederhana dan masih bisa dipraktekkan sampai masa kini.

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari tentang Menabung. Saya bagikan 2 hal saja:

1Menabung Mempersiapkan Diri Kita di Masa Sulit

Amsal 6:6,8 - "Pergilah kepada semut, hai pemalas, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak… Ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen."

Semut menabung untuk musim dingin. Kita diminta untuk belajar menabung dari binatang kecil ‘semut’. Menabung mempersiapkan diri kita untuk hari-hari yang tidak terduga: misalnya saat sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendadak.. 

Kita semua pasti sangat familiar dengan cerita “LUMBUNG YUSUF” soal ‘Menyisihkan di Masa Kelimpahan’ (Baca: Kejadian 41:33–36). Hasil tabungan lumbung Yusuf bukan hanya menyelamatkan bangsa Mesir dari kelaparan, tapi juga menolong bangsa-bangsa lain, termasuk keluarganya Yusuf sendiri dari Kanaan. 

2Menabung adalah Tindakan Iman dan Hikmat

Amsal 21:20 - "Perbendaharaan yang indah dan minyak ada di rumah orang bijak, tetapi orang bebal memboroskan semuanya." 

Menabung mengajarkan kita untuk berpikir jangka panjang. Orang bijak menyimpan untuk masa depan, orang bodoh menghabiskan semua sekarang. Ada istilah orang Manado : “Ada Tada, Te Ada Haga” (LOL). Artinya ‘kalau lagi ada, dihabiskan, pas tidak ada, dipelototin aja’ tidak bisa bikin apa-apa. 

Menabung bukan berarti kita tidak beriman atau tidak percaya kepada pemeliharaan Tuhan, tapi justru bukti iman kita dalam menghargai berkat Tuhan dan belajar bertanggung jawab atas berkat yang Tuhan percayakan. Tuhan memberkati kita bukan untuk dihambur-hamburkan, tapi untuk dikelola dengan penuh hikmat dan bijaksana. 

Sebaliknya apa yang kita bisa pelajari dari gaya hidup boros?

a.) Orang boros hanya memikirkan kesenangan sesaat, tanpa memperhitungkan masa depan.

Contoh kisah dari Anak yang Hilang. (Lukas 15:11–32)

“Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya dengan hidup berfoya-foya.” (Lukas 15:13)

That's not smart! Setelah hartanya habis, anak bungsu itu mengalami penderitaan dan kelaparan. Syukur ia sadar dan kembali kepada bapanya (dia bertobat dan dipulihkan).

b.) Hidup Boros Menunjukkan Hati yang Tidak Puas. “... cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.” (Ibrani 13:5a)

Orang yang hidup boros tidak akan pernah puas dengan apa yang ada padanya, selalu menginginkan lebih dan tidak hidup sesuai dengan kemampuan (Besar Pasak daripada Tiang). Gaya hidup seperti ini sering digerakkan oleh keinginan, bukan kebutuhan. Ini bukan hal yang patut diteladani tetapi justru harus dihindari!

Aplikasi Praktis yang bisa kita lakukan: 

  1. Memulai membuat anggaran bulanan: Catat pemasukan dan pengeluaran. Pisahkan bagian atau Milik Tuhan, kebutuhan pokok, dan untuk disimpan atau ditabung.

  2. Mengajarkan anak-anak tentang menabung sejak dini: Beri mereka celengan (Piggy Bank) atau rekening kecil agar belajar mengelola uang dari kecil.

  3. Menolak gaya hidup konsumtif: Belajar berkata 'cukup' dan tidak tergoda oleh “keinginan daging dan keinginan mata”.

Mari sebagai orang percaya, dengan iman kita mau hidup dipimpin oleh Roh Kudus untuk hidup bijaksana, hemat dalam mengelola keuangan, dan siap jadi berkat. Haleluyah!

DOA: 

Bapa yang baik, terima kasih untuk semua berkat yang Engkau berikan dalam hidup kami. Pimpin kami bukan hanya dalam perkara besar, tetapi juga dalam hal sederhana seperti mengatur keuangan. Kami percaya bahwa Engkau Allah Jehova Jireh, Allah yang menyediakan, Allah yang menuntun kami untuk hidup bijaksana, penuh hikmat, dan memiliki rasa cukup serta hati yang bersyukur. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

Tuhan Yesus Memberkati,


9 JUN 2025 | VOL.71

Disciple your Family

“But you shall receive power when the Holy Spirit has come upon you; and you shall be witnesses to Me in Jerusalem, and in all Judea and Samaria, and to the end of the earth.” - Acts 1:8. Meaning: Jesus promises His disciples power through the Holy Spirit to be His witnesses. This mission would start locally in Jerusalem and expand globally. 

Instead of Jesus meaning actual places, this view interprets Him as meaning “spheres of application.” This view says that Jesus meant to say, “You will be my witnesses, in your Jerusalem (your family or city,) your Judea and Samaria (your state and country,) and the ends of the earth.

Discipling your family involves intentionally guiding your loved ones to follow Jesus through example, teaching, and shared experiences. It's a way of life, not a program, and focuses on modeling faith, teaching God's word, and fostering a love for Christ within the home. 

Here's how to disciple your family: 

1. Model a life of faith:

  • Live out your beliefs:

Demonstrate your faith through your actions, words, and interactions with others. 

  • Be authentic:

Share your struggles and triumphs, showing your family that faith is a journey, not a destination. 

  • Prioritize spiritual growth:

Make time for personal prayer and Bible study, and let your family see your commitment to these practices. 

2. Teach God's word:

  • Incorporate Scripture into daily life:

Read the Bible together, discuss its truths, and apply it to everyday situations. 

  • Use teachable moments:

Turn everyday events, both positive and challenging, into opportunities to share biblical principles. 

  • Create a habit of prayer:

Pray with and for your family members, teaching them the importance of communication with God. 


3. Foster a love for Christ:

  • Make church a priority:

Connect your family to a community of believers and encourage involvement in church activities. 

  • Engage in meaningful conversations:

Discuss your faith, answer questions, and encourage your family to explore their own beliefs. 

  • Create a welcoming and inclusive environment:

Let your family know that they are loved and accepted, regardless of their spiritual journey. 

4. Be patient and persistent:

  • Discipleship takes time:

Be patient with yourself and your family, recognizing that spiritual growth is a process. 

  • Don't be afraid to make mistakes:

Learn from your errors and keep striving to improve your discipleship efforts. 

  • Celebrate small victories:

Acknowledge and celebrate the progress your family makes along their faith journey.

By actively engaging in these practices, you can create a home where faith is not just taught but lived, and where your family members are equipped to follow Jesus and make a positive impact on the world.


02-JUN 2025 | VOL.70

Lebih Akrab Dengan Roh Kudus

Shalom ibu-ibu terkasih dalam Tuhan Yesus! Senang sekali kita bisa berjumpa lagi dalam Renungan Manna minggu ini. Firman Tuhan sungguh dahsyat sehingga kita bisa bersatu di dalam-Nya. Amin? Mari kita Bersama merenungkan Firman-Nya.

Untuk menjadi akrab dengan Roh Kudus, baiklah kita bergaul intim dan mengenal pribadi Roh Kudus. Tak kenal maka tak sayang. Pastinya kita semua Ibu-ibu sudah mengasihi Yesus secara luar biasa.

Bagaimana cara kita lebih akrab dengan Roh Kudus? Bahasa gaulnya, lebih peka atau bergantung kepada Roh Kudus sepenuhnya itu, melalui:

  1. Mencintai Tuhan Allah kita

  2. Mengenal pribadiNya yang lembut

  3. Bergaul intim dengan Roh Kudus

Yohanes 14:15-18

Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.”

Yohanes 14:26-27

 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”

Tuhan sudah memberikan kita seorang Penolong, Penghibur, Pengajar yaitu Roh kudus, yang sanggup menguatkan kita dan bersama-sama di dalam kehidupan kita. Berjalan dengan Tuhan, intim dengan Tuhan dan mempunyai pengalaman pribadi adalah apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita. Dalam segala kelemahan kita, kuasa Allah menjadi sempurna di dalam hidup kita. Roh Allah yg memampukan kita untuk bergaul intim dengan Tuhan dan berjalan di dalam kebenaranNya.

Saya pribadi tidak bisa sendiri. Sedikit-sedikit saya tanya Tuhan, bergantungan dengan Tuhan dan saya mau mencari perlindungan dari Tuhan. Dengan begitu saya menjadi akrab dengan Allah Roh Kudus, Tuhan kita. Tuhan yang menjadikan saya memerlukan Roh kudus. Saya dibuat Tuhan berbincang-bincang dengan Tuhan seperti seorang teman. Tuhan selalu bersama-sama dengan saya. Hidup saya semua berhubungan seputar dengan Roh kudus. My life is revolved around Holy Spirit. Perlahan-lahan saya menjadi lebih mengenal kepribadian Tuhan. Sama dengan hubungan suami istri dimana saya tau kepribadian dan sifat suami saya.

1 Chorinthians 2:11

no one knows the thoughts of God except the Spirit of God."

Bergaul dengan Roh kudus, kita menjadi tahu kepribadian Allah dan kehendak Tuhan dimana Tuhan mau kita mempunyai karakter yang sama dengan Tuhan, yaiut melalui hidup kudus dan menjadi satu element dengan Tuhan. Kehidupan dalam dosa membuat manusia terpisah dari kasih Allah, dari jalan kebenaran Tuhan dan pastinya mendukakan hati Roh kudus,

Dalam Ephesus 4:26-30 contohnya adalah sifat2 yg Tuhan mau kita miliki, sbb:

  •  Kalau kita marah jangan berbuat dosa

  • Jangan memberi kesempatan kepada iblis

  • Orang yang mencuri jangan mencuri lagi

  • Bekerja dan melakukan pekerjaan baik

  • Membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan

  • Jangan ada perkataan kotor

  • Memakai perkataan yang baik untuk membangun

  • Jangan medukakan Roh kudus

Marilah kita bersama mempelajari sifat dan karakter Tuhan melalui hidup yang lebih intim lagi di dengan Allah Roh Kudus. Roh kudus pasti akan memampukan kita hari demi hari untuk berjalan karib dengan Tuhan dan membentuk kita sesuai dengan kehendak-Nya untuk menjadi serupa dan segambar dengan Dia. 

Have a blessed week Ibu-ibu terkasih. Tuhan Yesus memberkati

Love,


JAN  |  FEB MAR  |  APR  |  MAY  |  JUN  |  JUL  |  AUG  |  SEP  |  OCT  |  NOV  |  DEC  |