Hidup kudus seperti Yesus berarti hidup sesuai dengan standar kekudusan yang ditetapkan oleh Tuhan dan meneladani kehidupan Yesus dalam keseharian kita. Berikut ini ada beberapa hal yang dapat kita renungkan dan lakukan untuk hidup kudus seperti Yesus:
1. Kiranya kita menauhi hal-hal yang negative atau tidak baik, dan hidup di dalam pertaubatan karna kita sebagai manusia tidak ada yang sempurna, jadi kita harus peka dengan tuntunan Roh Kudus, senantiasa bergaul intim dengan Firman Tuhan yang adalah pelita bagi kaki kita untuk melangkah di dalam terang Kristus, sehingga kita di mampukan untuk hidup kudus seperti Yesus.
2. Marilah kita jadikan hidup kita pengabdian kepada Tuhan dengan mempersembahkan tubuh kita menjadi living sacrifice yang kudus dan berkenan kepada Allah, yang menjadi ibadah kita yang sejati, dan hendaklah kita dedikasikan dengan menaroh pikiran, hati, dan perasaan yang terdapat juga di dalam Kristus Yesus, Amin!
Mari, kita sama-sama renungkan Firman Tuhan ini: Filipi 4:8 - “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Senantiasa perbaharui pikiran kita dengan Firman Tuhan.
3. Jadi hidup kudus ini adalah hidup yang tidak tercemar oleh visi misi dunia. Pikiran dan hati kita murni untuk Yesus, Hidup dengan penuh kasih dan pengorbanan seperti Yesus, berempati, dan Bersabar dalam menghadapi penderitaan serta menanggalkan cara hidup atau kebiasaan-kebiasaan yang lama.
Hidup dalam kekudusan tidak pernah sia-sia. Tuhan sendiri katakan, bahwa orang yang menjaga dirinya dari kecemaran dosa dikatakan orang yang berbahagia.
Wahyu 22 : 14 - “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.”
Orang yang hidup dalam kekudusan akan menikmati buah dari pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota. Kota itu adalah kota Allah, Yerusalem baru. Di sana tidak ada lagi derita, airmata, yang ada hanya sukacita dan kebahagiaan yang kekal.
Tuhan adalah kudus, maka Ia pun menghendaki manusia kudus seperti diri-Nya. “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1:16). Karena Tuhan adalah kudus maka Ia tidak dapat menyatu dengan ketidakkudusan dan segala bentuk kecemaran.
“Apabila kita tidak hidup dalam kekudusan kita pun tidak dapat menyatu dengan Tuhan. Alkitab menegaskan bahwa tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan, maka dari itu “…kejarlah kekudusan,” (Ibrani 12:14). Apabila kita ingin melihat dan mengalami kehadiran Tuhan yang penuh mujizat, syarat mutlaknya adalah hidup dalam kekudusan.
Hidup kudus berarti juga kita hidup terpisah dari segala bentuk dosa. kita mempersembahkan hidup hanya bagi Tuhan, karena tubuh kita adalah bait Tuhan. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Korintus 3:16). Bait Tuhan merupakan suatu tempat yang kudus di mana hadirat Tuhan akan hadir di dalamnya. Untuk itulah kita harus memelihara tubuh kita agar selalu bersih dan terbebas dari segala bentuk kenajisan dan kecemaran.
Kita harus mau hidup dipimpin oleh Roh Kudus setiap hari. Dengan pertolongan Roh Kudus saja kita beroleh kekuatan untuk meninggalkan perbuatan daging. Kekudusan dan kemurnian hidup tidak akan pernah bisa dicapai jika kita mengandalkan kekuatan sendiri, tanpa bergantung kepada anugerah dan kekuatan dari Tuhan. Tanpa Roh Kudus, kita tidak akan mampu!
Dan yang terakhir, kata kudus adalah kita berada dalam kemurnian. Bahasa Ibrani: kadosh, yang berarti naik lebih tinggi. Artinya Tuhan memanggil orang percaya untuk hidup sesuai dengan standar-Nya. Standar Kristus adalah level hidup yang naik ke arah Kristus, yaitu hidup sebagaimana Kristus hidup dan berpikir sebagaimana Kristus berpikir.
Saya berdoa agar kita semua yang adalah ibu-ibu kekasih hati Tuhan Yesus dimampukan untuk hidup dengan berhiaskan kekudusan. Kita biarkan Roh Kudus yang membimbing dan menguasai hidup kita. Kita juga berkalungkan kasih dan setia pada hati kita. Sehingga kiranya jalan keseharian kita pun melangkah oleh iman dan berjalan dalam terang Firman Tuhan, in Jesus Mighty Name. Amen!
Salam kasih Kristus. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Selamat Paskah, wanita-wanita Allah yang luar biasa! Paskah bukan hanya tentang kisah 2.000 tahun yang lalu, tapi tentang realitas hidup hari ini: bahwa Kristus telah menang atas dosa dan maut, dan kita—para wanita, para ibu, para anak-anak Allah—turut menang bersama-Nya.
Sebagai wanita, kita sering memikul banyak hal—peran, tanggung jawab, dan pergumulan yang tersembunyi. Tapi Paskah mengingatkan kita bahwa kita tidak berjalan sendirian. Kristus telah menang, dan karena itu, kita juga menang.
Berikut ini beberapa hal utama yang kita dimenangkan Kristus bagi kita:
1. Menang Atas Dosa
Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus menghancurkan kuasa dosa itu.
Roma 6:10 - "Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah."
Kita tidak lagi menjadi hamba dosa. Kita punya kuasa untuk berkata “tidak” pada dosa karena Kristus hidup di dalam kita.
2. Menang Atas Kematian
Kematian bukan akhir bagi kita yang percaya. Kristus sudah bangkit, dan kita punya pengharapan akan hidup yang kekal.
1 Korintus 15:55 - "Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
Kita tidak takut akan kematian, karena kita tahu tujuan akhir kita—bersama Tuhan dalam kekekalan.
3. Menang Atas Musuh/Kuasa Kegelapan
Musuh kita bukanlah darah dan daging, yang kita hadapi setiap hari. Seperti yang tertulis di dalam Efesus 6:12, “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara”
Dan, Yesus telah mengalahkan musuh-musuh kita dan kemenangan-Nya adalah juga kemengang kita
Kolose 2:15 - "telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka."
Yesus telah mengalahkan dosa, maut, dan segala kuasa kegelapan. Maka dalam setiap pergumulan kita—baik dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, bahkan dalam hati kita sendiri—kita tidak berjalan sendiri. Kita berjalan bersama Dia yang sudah menang.
Tuhan Yesus memberkati.
“sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” Yohanes 13:15
Dalam perikop Yohanes 12:1-20 menceritakan saat Yesus mengadakan pembasuhan kaki terhadap murid-muridNya. Membasuh kaki seseorang adalah sebuah perbuatan pelayanan. “ . . . Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” Yoh 13:15 .
Dua hal yang saya perhatikan ketika Yesus mempersiapkan diri sebelum mengadakan pembasuhan kaki kepada murid-muridNya, yaitu dalam Yoh 13:4 - "Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,"
Pertama, Yesus menanggalkan jubahNya.
“ . . . bangunlah Yesus dan menanggalkan jubahNya, . . . “ (ay.4a)
Jubah, bicara tentang kebanggaan dan kebortmatan. Dalam cerita Perumpamaan tentang anak yang hilang, ketika anak itu telah kembali, “… ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya . . .” (Lukas 15:22). Hal ini menandakan bahwa anak nya yang telah kembali bukan anak sembarangan, sebaliknya dia adalah anak yang dibanggakan dan layak menerima penghormatan. Tidak heran ketika seorang merasa iri hati melihat saudaranya memakai jubah, itu menandakan bahwa benar jubah itu adalah pakaian tingkat tinggi. Yusuf, dibenci oleh saudara-saudaranya. Hal pertama yang mereka lakukan dari kebencian mereka terhadap Yusuf adalah .. menanggalkan jubah Yusuf. (Kejadian 37:23). Jubah yang begitu indah diberikah oleh Israel, mengartikan seberapa tinggi nilai yang diberikan oleh ayahnya kepada Yusuf. Demikian pula Tuhan kita Yesus. Dia yang adalah Tuhan pencipta langit, bumi, laut dan segala isinya. Dia yang adalah Raja diatas segala raja. Dia layak memakai jubah. Ketika Ia menanggalkan jubahNya, ini adalah suatu pertanda bahwa Ia mau merendahkan diriNya. Tidak banyak orang dengan mudah menanggalkan kebanggaan dan kehormatan yang sudah sekian lama dipakainya. Kita perlu meneladani Yesus.
Kedua, Yesus mengikat pinggangNya.
“Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggangNya,” (ay. 4b)
Ikan pinggang dalam hal ini bicara tentang hubungan erat. Seperti pada Yeremia 13:11, Tuhan mengartikan makna dari ikat pinggang yang melekat pada pinggang seseorang, yaitu hubungan erat antara Tuhan dengan bangsa Israel. Demikian pula Yesus menunjukan kepada murid-muridNya bahwa ada hubungan erat antara seorang yang melayani dengan yang dilayani. Ikat pinggang juga bicara tentang kebenaran. “Jadi berdirilah tegap, berikatpinggakan kebenaran . . “ Efesus 6:14. Dengan mengenakan ikat pinggang kebenaran, berarti kita siap memberitakan kebenaran firman Tuhan. Seorang yang siap menyampaikan firman Tuhan berarti siap juga mengikat hubungan dengan mereka yang dilayani. Oleh sebab itu, Tuhan lakukan hal ini hanya kepada murid-muridNya. Seorang murid, tentu mau diajar dan mau melakukan apa yang telah diajarkan kepadanya.
Kedua hal inilah yang menjadi dasar sikap yang perlu kita pelajari dari Yesus. Mari, terus rendahkan hati, adakan hubungan baik dengan banyak jiwa-jiwa, teguhkan hati untuk siap melayani mengabarkan kebenaran firman Tuhan. Apapun bentuk pelayanan kita mengabarkan kebenaran firman Tuhan, entah itu melalui perbuatan, perkataan ataupun pengajaran, biarlah Amanat Agung Tuhan digenapi. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20)
Beberapa hari lagi, kita memperingati Pengorbanan Tuhan Yesus, Jumat 18-April 2025, dan merayakan hari Kebangkitan Tuhan Yesus, Minggu 20-April 2025. Kami, seluruh kerabat Pengurus WBI North America, mengucapankan:
Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus." - 1 Korintus 2:16
Daud, seorang yang terkenal sangat dekat dengan Tuhan pernah berkata dalam mazmurnya: “Dan bagiku, betapa sulitnya pikiranMu, ya Allah!
Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir… (Mazmur 139:17-18)
Sementara, rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma berkata: “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!”
Sungguh benar, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui pikiran Tuhan dan tidak ada yang bisa menasehatiNya. Akan tetapi, apa maksud pernyataan rasul Paulus yang kelihatannya kontras dengan hal ini, yaitu: “Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.”
Yang dimaksud dengan memiliki pikiran Kristus adalah, bahwa oleh kasih karuniaNya, kita dimampukan untuk mengetahui kehendak serta rencana-Nya. Karena di dalam Kristuslah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan (Kolose 2:3). Lebih lagi, di dalam 1 Korintus 2:10a dikatakan: “Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah”.
Secara fisik otak kita yang sangat terbatas ini tidak dapat mengetahui segala hal. Tetapi, ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, roh kita dilahirkan kembali, dan kita menjadi ciptaan yang sama sekali baru di dalam Kristus Yesus (2 Korintus 5:17). Kristus yang artinya ‘Yang Diurapi’ ada dalam kita sehingga pikiran kita menerima pengurapan dari Roh Kudus untuk mengetahui hal-hal tentang Tuhan.
Kunci utama untuk mengetahui pikiran Tuhan tidak lain adalah memiliki hubungan yang intim secara pribadi dengan Tuhan melalui doa, membaca serta merenungkan firmanNya. Dengan kata lain, kita tidak dapat memiliki pikiran yang sama seperti Kristus jika kita tidak mengenal Dia dengan benar dan hidup melekat dan bergantung sepenuhnya kepada Roh Kudus Tuhan.
Beberapa hal yang bisa membantu kita untuk selalu memiliki pikiran Kristus.
1. Menjaga Hati
Amsal 4:23 “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Mengapa harus jaga hati? “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” (Matius 15:19). Puji Tuhan, kita diberikan alat penyaring untuk menjaga hati dan pikiran kita sehingga kita tidak akan membiarkan segala macam pikiran yang tidak baik masuk dalam hati kita, dan mendominasi hidup kita.
2. Menawan pikiran kita
Setiap hari kita tidak akan pernah lepas dari peperangan rohani di tingkat pikiran kita. Keputusasaan bisa muncul tanpa diundang, bahkan ada orang yang melakukan bunuh diri pun berawal dari pikirannya. Bersyukur karena kita diberi kuasa untuk bisa menawan setiap pikiran yang bertentangan dengan firmanNya. 2 Korintus 10:5 berkata: “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merobohkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Tuhan. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus”.
3. Membaharui pikiran dengan Firman Tuhan
Hanya firman Tuhan yang bisa mengubah hidup kita. Pembaharuan budi adalah dimana kita mengarahkan kembali pikiran kita agar selaras dengan kebenaran dan kehendak Tuhan, dan hal ini harus dilakukan dari hari ke sehari secara terus-menerus sehingga kita dimampukan untuk memahami kehendak dan rencanaNya yang sangat sempurna. Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. Haleluyah!
Doa saya, kiranya damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Congratulations, ‘You have the mind of Christ’! “Akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8).
Tuhan Yesus memberkati!